Senin, 28 April 2014

hubungan shalat subuh dengan prestasi belajar



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hal yang paling mendasar dalam kehidupan manusia, pendidikan pasti terjadi dalam diri manusia mulai dalam kandungan ibunya, masa bayi, masa anak-anak, masa remaja, hingga sampai dewasa, baik itu pendidikan formal ataupun pendidikan nonformal. Ketika Nabi Adam diciptakan Allah SWT maka Nabi Adam pun diajari nama-nama, hal ini pun menunjukkan terjadinya pendidikan.
Menurut Langeveld pendidikan adalah setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan yang diberikan kepada anak tertuju kepada pendewasaan anak itu, atau lebih tepat membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas hidupnya sendiri. Pengaruh itu datangnya dari orang dewasa (atau yang diciptakan oleh orang dewasa seperti sekolah, buku, putaran hidup sehari-hari, dan sebagainya) dan ditujukan kepada orang yang belum dewasa.
Bapak Pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara mengatakan bahwa Pendidikan yaitu tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Indonesia, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.
Berbicara pendidikan tidak bisa dipisahkan dengan prestasi belajar. Prestasi belajar merupakan bagian dari pendidikan. Prestasi belajar siswa-siswa Indonesia masih jauh dari harapan. Sebagai misal pencapaian prestasi fisika dan matematika siswa Indonesia di dunia internasional sangat rendah. Menurut Trends in Mathematic and Science Study (TIMSS) 2003 (2004), siswa Indonesia hanya berada di ranking ke-35 dari 44 negara dalam hal prestasi matematika dan di ranking ke-37 dari 44 negara dalam hal prestasi sains. Dalam hal ini prestasi siswa kita jauh di bawah siswa Malaysia dan Singapura sebagai negara tetangga yang terdekat.
Dalam hal prestasi, 15 September 2004 lalu United Nations for Development Programme (UNDP) juga telah mengumumkan hasil studi tentang kualitas manusia secara serentak di seluruh dunia melalui laporannya yang berjudul Human Development Report 2004. Di dalam laporan tahunan ini Indonesia hanya menduduki posisi ke-111 dari 177 negara. Apabila dibanding dengan negara-negara tetangga saja, posisi Indonesia berada jauh di bawahnya.
Berdasarkan data dalam Education For All (EFA) Global Monitoring Report 2011: The Hidden Crisis, Armed Conflict and Education yang dikeluarkan Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) yang diluncurkan di New York, Senin (1/3/2011), indeks pembangunan pendidikan atau education development index (EDI) berdasarkan data tahun 2008 adalah 0,934. Nilai itu menempatkan Indonesia di posisi ke-69 dari 127 negara di dunia. EDI dikatakan tinggi jika mencapai 0,95-1. Kategori medium berada di atas 0,80, sedangkan kategori rendah di bawah 0,80.
Total nilai EDI itu diperoleh dari rangkuman perolehan empat kategori penilaian, yaitu:
·       Angka partisipasi pendidikan dasar,
·       Angka melek huruf pada usia 15 tahun ke atas,
·       Angka partisipasi menurut kesetaraan jender,
·       Angka bertahan siswa hingga kelas V sekolah dasar (SD).
Penurunan EDI Indonesia yang cukup tinggi tahun ini terjadi terutama pada kategori penilaian angka bertahan siswa hingga kelas V SD. Kategori ini untuk menunjukkan kualitas pendidikan di jenjang pendidikan dasar yang siklusnya dipatok sedikitnya lima tahun.
Ditingkat Asia saat ini Indonesia masih tertinggal dari Brunei Darussalam yang berada di peringkat ke-34. Brunai Darussalam masuk kelompok pencapaian tinggi bersama Jepang, yang mencapai posisi nomor satu Asia. Adapun Malaysia berada di peringkat ke-65 atau masih dalam kategori kelompok pencapaian medium seperti halnya Indonesia.Meskipun demikian posisi Indonesia saat ini masih jauh lebih baik dari Filipina (85), Kamboja (102), India (107), dan Laos (109).
Dalam surat kabar Suara Pembaruan edisi Jum’at 6 Desember 2013, Programme for International Study Assessment (PISA) 2012 menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan peringkat terendah dalam pencapaian mutu pendidikan. Pemeringkatan tersebut terutama dilihat dari skor yang dicapai pelajar usia 15 tahun dalam kemampuan membaca, matematika, dan sains.
"Selama mengikuti studi tersebut sejak 2000, Indonesia selalu berada pada salah satu peringkat rendah," kata anggota Koalisi Pendidikan, Ade Irawan, kepada media ini, di Jakarta, Jumat (6/12).
Mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam dengan demikian mayoritas pelajar-pelajar Indonesia juga memeluk agam Islam. Hal inilah yang menjadi latar belakang penulis untuk melakukan penelitian.

B.       Pembatasan Masalah
Banyak faktor yang mempengaruhi siswa dalam prestasi belajar, namun Penulis membatasi masalah ini yaitu “Hubungan Prestasi Belajar Dengan Shalat Subuh pada Siswa SMAN 7 Cirebon”.

C.      Tujuan dan Manfaat
1.    Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara prestasi belajar dengan shalat subuh pada Siswa SMAN 7 Cirebon.
2.    Manfaat Penelitian
Dari penulisan ini diharapkan mendatangkan manfaat berupa penambahan pengetahuan serta wawasan penulis kepada pembaca tentang prestasi belajar sehingga kita dapat mencari solusi yang tepat agar pendidikan di masa yang akan dapat meningkat baik dari segi kualitas maupun kuantitas yang diberikan.


BAB II
KAJIAN TEORITIS DAN METODOLOGI PENELITIAN

A.                Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi adalah hasil maksimum yang diperoleh atau dicapai oleh seseorang setelah melakukan suatu kegiatan. Poerwadarminta berpendapat bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakuakan, dikerjakan dan sebagainnya), sedangkan menurut Mas’ud Hasan Abdul Qohar berpendapat bahwa prestasi adalah apa yang telah diciptakan, hasil pekerjaan yang menyenangkan hati yang memperolehnya dengan jalan keuletan, sementara Nasrun Harahap mengemukakan bahwa prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka serta nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum.
Dari beberapa definisi diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, yang menyenangkan hati, yang memperoleh dengan jalan keuletan kerja, baik secara individu maupun kelompok dalam bidang tertentu.
Sementara belajar adalah proses perubahan tingkah laku pada diri seseorang berkat pengalaman dan pelatihan, dimana penyaluran dan pelatihan itu terjadi melalui interaksi antara individu dan lingkungannya, baik lingkungan alamiah maupun limgkungan social. (Hamalik. Manajemen Belajar di Perguruan Tinggi Bandung : Sinar Baru.1991.hlm 16) Menurut Sardiman A.M belajar sebagai rangkaian kegiatan jiwa-raga, psiko-fisik menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. (Sardiman. Interaksi dan Motivasi Mengajar. Jakarta : Raja Grafindo Persada.1994 hlm 22-23).
Menurut Gagne belajar adalah seperangkat proses kognitif yang merubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan tentang informasi menjadi kapabilitas baru. (Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Rineka Cipta. 1999 Hlm 10). Belajar merupakan kegiatan yang kompleks dan hasil dari belajar itu dapat berupa kapabilitas baru. Artinya, setelah seseorang belajar maka ia akan mempunyai keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai sebagai akibat dari proses belajar tersebut. Timbulmya kapabilitas tersebut adalah stimulasi yang berasal dari lingkungan dan proses kognitif yang dilakukan oleh orang yang belajar.
Menurut Hilgard dan Bower belajar berhubungan dengan tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamanya yang berulang-ulang dalam situasi tertentu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan atau keadaan-keadaan sesaat seseorang.
Gagne, dalam buku The Conditions of Learning menyatakan bahwa: “Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu kewaktu sesudah ia mengalami situasi tadi.”
Menurut Morgan belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan dan pengalaman. Witherington juga mengemukakan belajar adalah suatu perubahan didalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebisaaan, kepandaian atau suatu pengertian.
Dari definisi diatas, dapat dikemukakan adanya beberapa elemen penting yang mencirikan pengertian tentang belajar, yaitu bahwa:
·         Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan itu dapat mengarah pada perubahan tingkah laku yang lebih baik, tetapi ada juga kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk.
·         Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalaui latihan atau pengalaman dan perubahan itu relatif menetap.
·         Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis.
Winkel (1996:226) mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Maka prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Sedangkan menurut Arif Gunarso (1993 : 77) mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar.
Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan. Jadi prestasi belajar adalah hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu. Prestasi belajar merupakan hasil dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes yang relevan.
Prestasi belajar dapat diukur melalui tes yang sering dikenal dengan tes prestasi belajar. Menurut Saifudin Anwar (2005 : 8-9) mengemukakan tentang tes prestasi belajar bila dilihat dari tujuannya yaitu mengungkap keberhasilan sesorang dalam belajar. Testing pada hakikatnya menggali informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Tes prestasi belajar berupa tes yang disusun secara terrencana  untuk mengungkap performasi maksimal subyek dalam menguasai bahan-bahan atau materi yang telah diajarkan. Dalam kegiatan pendidikan formal tes prestasi belajar dapat berbentuk ulangan harian, tes formatif, tes sumatif, bahkan ebtanas dan ujian-ujian masuk perguruan tinggi.Pengertian prestasi belajar adalah sesuatu yang dapat dicapai atau tidak dapat dicapai. Untuk mencapai suatu prestasi belajar siswa harus mengalami proses pembelajaran. Dalam melaksanakan proses pembelajaran siswa akan mendapatkan pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan.
Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seseorang dalam pengusasaan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan dalam pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan tes angka nilai yang diberikan oleh guru ( Asmara. 2009 : 11 ).
Menurut Hetika ( 2008: 23 ), prestasi belajar adalah pencapaian atau kecakapan yang dinampakkan dalam keahlian atau kumpulan pengetahuan.
Harjati ( 2008: 43 ), menyatakan bahwa prestasi merupakan hasil usaha yang dilakukan dam menghasilkan perubahan yang dinyatakan dalam bentuk simbol untuk menunjukkan kemampuan pencapaian dalam hasil kerja dalam waktu tertentu.

B.                 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Menurut Slameto (2003) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan ke dalam dua golongan yaitu faktor intern yang bersumber pada diri siswa dan faktor ekstern yang bersumber dari luar diri siswa. Faktor intern terdiri dari kecerdasan atau intelegensi, perhatian, bakat, minat, motivasi, kematangan, kesiapan dan kelelahan. Sedangkan faktor ekstern terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.
Mudzakir dan Sutrisno (1997) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar secara lebih rinci, yaitu:
a.    Faktor internal (faktor dari dalam diri manusia)
Faktor ini meliputi:
1)     Faktor fisiologi (yang bersifat fisik) yang meliputi:
a)     Karena sakit
b)     Karena kurang sehat
c)      Karena cacat tubuh
2)     Faktor psikologi (faktor yang bersifat rohani)logi meliputi:
a)     Intelegensi
Setiap orang memiliki tingkat IQ yang berbeda-beda. Seseorang yang memiliki IQ 110 - 140 dapat digolongkan cerdas, dan yang memiliki IQ 140 ke atas tergolong jenius. Golongan ini mempunyai potensi untuk dapat menyelesaikan pendidikan di Perguruan Tinggi. Seseorang yang memiliki IQ kurang dari 90 tergolong lemah mental, mereka inilah yang banyak mengalami kesulitan belajar.
b)     Bakat
Bakat adalah potensi atau kecakapan dasar yang dibawa sejak lahir. Setiap individu mempunyai bakat yang berbeda-beda. Seseorang akan lebih mudah mempelajari sesuatu yang sesuai dengan bakatnya. Apabila seseorang harus mempelajari sesuatu yang tidak sesuai dengan bakatnya, ia akan cepat bosan, mudah putus asa dan tidak senang. Hal-hal tersebut akan tampak pada anak suka mengganggu kelas, berbuat gaduh, tidak mau pelajaran sehingga nialinya rendah.
c)      Minat
Tidak adanya minat seorang anak terhadap suatu pelajaran akan timbul kesulitan belajar. Belajar yang tidak ada minatnya mungkin tidak sesuai dengan bakatnya, tidak sesuai dengan kebutuhanya, tidak sesuai dengan kecakapan dan akan menimbulkan problema pada diri anak. Ada tidaknya minat terhadap suatu pelajaran dapat dilihat dari cara anak mengikuti pelajaran, lengkap tidaknya catatan dan aktif tidaknya dalam proses pembelajaran.
d)     Motivasi
Motivasi sabagai faktor dalam (batin) berfungsi menimbulkan, mendasari dan mengarahkan perbuatan belajar. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan, sehimgga semakin besar motivasinya akan semakin besar kesuksesan belajarnya. Seorang yang besar motivasinya akan giat berusaha, tampak gigih, tidak mau menyerah dan giat membaca buku-buku untuk meningkatkan prestasinya. Sebaliknya mereka yang motivasinya lemah, tampak acuh tak acuh, mudah putus asa, perhatianya tidak tertuju pada pelajaran, suka menggangu kelas dan sering meninggalkan pelajaran. Akibatnya mereka banyak mengalami kesulitan belajar.
e)     Faktor kesehatan mental
Dalam belajar tidak hanya menyangkut segi intelek, tetapi juga menyangkut segi kesehatan mental dan emosional. Hubungan kesehatan mental dengan belajar adalah timbal balik. Kesehatan mental dan ketenangan emosi akan menimbulkan hasil belajar yang baik demikian juga belajar yang selalu sukses akan membawa harga diri seseorang. Bila harga diri tumbuh akan merupakan faktor adanya kesehatan mental. Individu di dalam hidupnya selalu mempunyai kebutuhan-kebutuhan dan dorongan-dorongan, seperti: memperoleh penghargaan, dapat kepercayaan, rasa aman, rasa kemesraan, dan lain-lain. Apabila kebutuhan itu tidak terpenuhi akan membawa masalah-masalah emosional dan akan menimbulkan kesulitan belajar.
b.        Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri seseorang, faktor ini meliputi :

1)     Lingkungan keluarga
Keluarga merupakan pusat pendidikan yang utama dan pertama. Yang termasuk faktor ini antara lain :
a)     Perhatian orang tua
Dalam lingkungan keluarga setiap individu atau siswa memerlukan perhatian orang tua dalam mencapai prestasi belajarnya. Karena perhatian orang tua ini akan menentukan seseorang siswa dapat mencapai prestasi belajar yang tinggi. Perhatian orang tua diwujudkan dalam hal kasih sayang, memberi nasihat-nasihat dan sebagainya.
b)     Keadaan ekonomi orang tua
Keadaan ekonomi keluarga juga mempengaruhi prestasi belajar siswa, kadang kala siswa merasa kurang percaya diri dengan keadaan ekonomi keluarganya. Akan tetapi ada juga siswa yang keadaan ekonominya baik, tetapi prestasi belajarnya rendah atau sebaliknya siswa yang keadaan ekonominya rendah malah mendapat prestasi belajar yang tinggi.
c)      Hubungan antara anggota keluarga
Dalam keluarga harus terjadi hubungan yang harmonis antar personil yang ada. Dengan adanya hubungan yang harmonis antara anggota keluarga akan mendapat kedamaian, ketenangan dan ketentraman. Hal ini dapat menciptakan kondisi belajar yang baik, sehingga prestasi belajar siswa dapat tercapai dengan baik pula.
2)     Lingkungan sekolah
Yang dimaksud sekolah, antara lain :
a)     Guru
b)     Faktor alat
c)      Kondisi gedung
3)     Faktor mass media dan lingkungan sosial (masyarakat)
a)     Faktor mass media meliputi ; bioskop, tv, surat kabar, majalah, buku-buku komik yang ada di sekeliling kita. Hal-hal itu yang akan menghambat belajar apabila terlalu banyak waktu yang dipergunakan, hingga lupa tugas belajar.
b)     Lingkungan sosial
        Teman bergaul berpengaruh sangat besar bagi anak-anak. Maka kewajiban orang tua adalah mengawasi dan memberi pengertian untuk mengurangi pergaulan yang dapat memberikan dampak negatif bagi anak tersebut.
        Lingkungan tetangga dapat memberi motivasi bagi anak untuk belajar apabila terdiri dari pelajar, mahasiswa, dokter. Begitu juga sebaliknya, apabila lingkungan tetangga adalah orang yang tidak sekolah, menganggur, akan sangat berpengaruh bagi anak.
        Aktivitas dalam masyarakat juga dapat berpengaruh dalam belajar anak. Peran orang tua disini adalah memberikan pengarahan kepada anak agar kegiatan diluar belajar dapat diikuti tanpa melupakan tugas belajarnya.
Kesehatan mental yang menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar erat kaitannya dengan religiusitas. Daradjat (Jalaluddin, 2002) menyatakan ada hubungan antara kesehatan mental dan agama. Hubungan antara kejiwaan dan agama dalam kaitannya dengan hubungan antara agama sebagai keyakinan dan kesehatan jiwa terletak pada sikap penyerahan diri seseorang terhadap suatu kekuasaan Yang Maha Tinggi. Sikap pasrah yang serupa itu diduga akan memberi sikap optimis pada diri seseorang sehingga muncul perasaan positif seperti rasa bahagia, rasa senang, puas, sukses, merasa dicintai atau rasa aman (Jalaluddin, 2002).
Religiusitas dan kebermaknaan hidup secara tidak langsung terkait karena hal itu bisa membuat manusia mengetahui sejauh mana mereka bisa menghargai hidup dan memanfaatkan hidupnya dengan berperilaku dan berbuat sesuai dengan ajaran agamanya. Secara tidak langsung agama dapat menjadikan seseorang sadar akan makna hidup dan bagaimana mereka untuk berbuat lebih baik untuk masa depan hidupnya dalam meraih prestasi. Seorang religius adalah individu yang mengerti akan hidup dan kehidupan secara lebih dalam arti lahiriah semata, yang bergerak dari dimensi vertikal kehidupan dan mentransenden hidup ini (Rini Lestari dan Purwati, 2002).
Menurut Rola (2006), terdapat empat faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, yaitu:
a.      Pengaruh keluarga dan kebudayaan
Besarnya kebebasan yang diberikan orang tua kepada anaknya, jenis pekerjaan orang tua dan jumlah serta urutan anak dalam keluarga memiliki pengaruh yang sangat besar dalam perkembangan prestasi. Produk-produk kebudayaan pada suatu daerah seperti cerita rakyat, sering mengandung tema prestasi yang bisa meningkatkan semangat.
b.      Peranan konsep diri
Konsep diri merupakan bagaimana individu berpikir tentang dirinya sendiri. Apabila individu percaya bahwa dirinya mampu untuk melakukan sesuatu, maka individu akan termotivasi untuk melakukan hal tersebut sehingga berpengaruh dalam tingkah lakunya.
c.      Pengaruh dari peran jenis kelamin
Prestasi akademik yang tinggi bisaanya diidentikkan dengan maskulinitas, sehingga banyak wanita yang belajar tidak maksimal khususnya jika wanita tersebut berada di antara pria. Pada wanita terdapat kecenderungan takut akan kesuksesan yang artinya pada wanita terdapat kekhawatiran bahwa dirinya akan ditolak oleh masyarakat apabila dirinya memperoleh kesuksesan, namun sampai saat ini konsep tersebut masih diperdebatkan.
d.      Pengakuan dari prestasi
Individu akan berusaha bekerja keras jika dirinya merasa diperdulikan oleh orang lain. Di mana prestasi sangat dipengaruhi oleh peran orang tua, keluarga dan dukungan lingkungan tempat di mana individu berada. Individu yang diberi dorongan untuk berprestasi akan lebih realistis dalam mencapai tujuannya.
C.                Pengertian Shalat
Kata “shalat” merupakan kata yang setiap hari diucapkan oleh seorang muslim, mulai dari anak-anak, remaja sampai dengan orang dewasa yang menganut agama Islam. Bahkan orang nonmuslim pun sering juga mengatakan “shalat” ini.
Dalam rukun Islam shalat menempati urutan kedua setelah “Syahadat”. Ini menunjukkan bahwa Shalat sangat penting bagi seorang muslim. Shalat merupakan angka 1 (satu) sedangkan amalan-amalan lain merupakan angka 0 (nol). Jadi apalah artinya kita mempunyai banyak angka 0 (nol) tanpa ada angka 1 (satu).
Secara umum Sholat disyari'atkan sebagai bentuk tanda syukur kepada Allah Subhanahu wata'ala, untuk menghilangkan dosa-dosa, ungkapan kepatuhan dan merendahkan diri di hadapan Allah, menggunakan anggota badan untuk berbakti kepada-Nya yang dengannya bisa seseorang terbersih dari dosanya dan tersucikan dari kesalahan-kesalahannya dan terajarkan akan ketaatan dan ketundukan.
Allah Subhanahu wata'ala telah menentukan bahwa sholat merupakan syarat asasi dalam memperkokoh hidayah dan ketakwaan, sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya: "Alif Laaam Miiim. Kitab ini (Al Quran) tidak ada keraguan di dalamnya, menjadi petunjuk bagi mereka yang bertakwa. Yaitu mereka yang beriman kepada yang ghaib, mendirikan sholat dan menafkahkan sebagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka." (QS. Al Baqarah : 1-2). 
Seiring dengan perkembangan waktu dimana orang-orang sibuk akan kegiatan nya masing-masing, sholat sebagai tiang agama sering terbengkelai tetapi tidak sedikit juga orang yang melakukan sholat dengan khusyuk meskipun aktifitas dan kegiatannya menumpuk. Dalam Al-Qur'an Surat Al Mumi'nun ayat 1: Qod aflahal mu'minuun. Al ladziina hum fii sholatihim khoosyi'uun. Amat sangat berbahagia, sukses orang yang beriman yang khusyu dalam sholatnya. Dengan kata lain siapapun yang merindukan kebahagiaan yang hakiki.
Dilihat dari segi bahasa (Etimologi)   Sholat berarti Do'a Sedangkan secara Istilah atau Syari'ah (Terminologi), sholat adalah perkataan dan perbuatan tertentu atau khusus yang dimulai dengan takbir (takbiratul ihram) dan diakhiri dengan salam.
Sholat merupakan rukun perbuatan yang paling penting diantara rukun Islam yang lain sebab ia mempunyai pengaruh yang baik bagi kondisi akhlaq manusia. sholat didirikan sebanyak lima kali setiap hari, dengannya akan didapatkan pengaruh yang baik bagi manusia dalam suatu masyarakatnya yang merupakan sebab tumbuhnya rasa persaudaraan dan kecintaan diantara kaum muslimin ketika berkumpul untuk menunaikan ibadah yang satu di salah satu dari sekian rumah milik Allah subhanahu wa ta'ala (masjid).
Melaksanakan sholat adalah wajib 'ain bagi setiap orang yang sudah mukallaf (terbebani kewajiban syari'ah), baligh (telah dewasa dengan ciri telah bermimpi basah), dan 'aqil (berakal).
Allah Subhanahu wata'ala berfirman: "Dan tidaklah mereka diperintah kecuali agar mereka hanya menyembah kepada Allah saja, mengikhlaskan ketaatan pada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan hanif (lurus), agar mereka mendirikan sholat dan menunaikan zakat, demikian itulah agama yang lurus". (Surat Al-Bayyinah:5).
Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman yaitu orang-orang yang khusyu dalam sholatnya dan orang-orang yang menjauhkan diri dari perbuatan dan perkataan yang tiada berguna   (Al-Quran: Surat Al-Mu`minun ).
Rasulullah SAW bersabda : Ilmu yang pertama kali di angkat dari muka bumi ialah kekhusyuan. (HR. At-Tabrani ). Nabi Muhammad SAW dalam sholatnya benar-benar dijadikan keindahan dan terjadi komunikasi yang penuh kerinduan dan keakraban dengan Allah. Ruku, sujudnya panjang, terutama ketika sholat sendiri dimalam hari, terkadang sampai kakinya bengkak tapi bukannya berlebihan, karena ingin memberikan yang terbaik sebagai rasa syukur terhadap Tuhannya. Sholatnya tepat pada waktunya dan yang paling penting, sholatnya itu teraflikasi dalam kehidupan sehari-hari.
Sholat ialah berhadap hati kepada Allah sebagai ibadat, dalam bentuk beberapa perkataan dan perbuatan, yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam serta menurut syarat-syarat yang ditentukan syara’. Kewajiban dan syi'ar yang paling utama adalah shalat, ia merupakan tiang Islam dan ibadah harian yang berulang kali. Ia merupakan ibadah yang pertama kali dihisab atas setiap mukmin pada hari kiamat. Shalat merupakan garis pemisah antara iman dan kufur' antara orang-orang beriman dan orang-orang kafir, sebagaimana ditegaskan oleh Rasulullah dalam hadist-hadistnya sebagai berikut:
"Batas antara seseorang dengan kekufuran adalah meninggalkan shalat. (HR. Muslim).
"Perjanjian antara kita dengan mereka adalah shalat, maka barangsiapa yang meninggalkan berarti ia kafir." (HR- Nasa'i, Tirmidzi dan Ahmad). Makna hadits ini sangat jelas di kalangan para sahabat RA. Abdullah bin Syaqiq Al 'Uqaili berkata, "Para sahabat Nabi SAW tidak melihat sesuatu dari amal ibadah yang meninggalkannya adalah kufur selain shalat." (HR. Tirmidzi).
Tidak heran jika Al Qur'an telah menjadikan shalat itu sebagai pembukaan sifat-sifat orang yang beriman yang akan memperoleh kebahagiaan dan sekaligus menjadi penutup. Pada awalnya Allah berfirman:
"Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusu' dalam shalatnya." (Al Mu'minun: 9). Ini menunjukkan pentingnya kedudukan shalat dalam kehidupan seorang Muslim dan masyarakat Islam. Al Qur'an juga menganggap bahwa menelantarkan (mengabaikan) shalat itu termasuk sifat-sifat masyarakat yang tersesat dan menyimpang. Adapun terus menerus mengabaikan shalat dan menghina keberadaannya, maka itu termasuk ciri-ciri masyarakat kafir. Allah SWT berfirman:
"Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (generasi) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan." (Maryam: 59)
Allah SWT juga berfirman mengenai sikap orang-orang kafir yang mendustakan risalah sebagai berikut:
"Dan apabila dikatakan kepada mereka: Ruku'lah, niscaya mereka tidak mau ruku'." (AI Mursalat: 48)
Kemudian dalam ayat lainnya Allah berfirman:
"Dan apabila kamu menyeru mereka untuk shalat, mereka menjadikannnya buah ejekan dan permainan. Yang demikian itu adalah karena mereka benar-benar kaum yang tidak mau mempergunakan akal." (Al Maidah: 57)
Ibnu Mas'ud meriwayatkan dari Nabi SAW, beliau bersabda: "Kamu sekalian berbuat dosa, maka kamu telah melakukan shalat subuh maka shalat itu membersihkannya, kemudian kamu sekalian berbuat dosa, maka jika kamu melakukan shalat zhuhur, maka shalat itu membersihkannya, kemudian berbuat dosa lagi, maka jika kamu melakukan shalat 'asar maka shalat itu membersihkannya, kemudian kamu berbuat dosa lagi, maka jika kamu melakukan shalat maghrib, maka shalat itu membersihkannya, kemudian kamu berbuat dosa lagi, maka jika kamu melakukan shalat isya', shalat itu akan membersihkannya, kemudian kamu tidur maka tidak lagi di catat dosa bagi kamu hingga kamu bangun." (HR. Thabrani).
Pelaksanaan shalat dalam Islam mempunyai keistimewaan yaitu dengan berjamaah dan adanya adzan. Berjamaah dalam shalat ada yang menyatakan fardhu kifayah sebagaimana dikatakan oleh mayoritas para Imam dan ada yang mengatakan fardhu 'ain sebagaimana dikatakan oleh Imam Ahmad.

D.                Metodologi Penelitian
1.    Tempat dan waktu:  
       Tempat Penelitian : SMAN 7 Cirebon
       Waktu Penelitian : tanggal 17 April s.d. 21 April 2014
2.    Metode :
a. Metode yang digunakan deskriptif analisis.
b.  Teknik pengumpulan data wawancara.
3.    Objek Penelitian Siswa-siswa Kelas X SMAN 7 Cirebon



BAB III
PEMBAHASAN

A.      Makna Shalat Subuh
Shalat subuh disebut juga dengan “Qur’anal fajr” yang artinya bacaan pada waktu fajar, sebagai isyarat agar dalam shalat subuh dibaca surat atau ayat-ayat yang panjang. Allah SWT berfirman yang artinya; “Dirikanlah shalat dari sesudah matahari tergelincir (Dzhuru dan Ashar) sampai gelap malam (Maghrib dan Isya) dan (dirikanlah pula) qur’anal fajr (shalat Subuh). Sesungguhnya shalat subuh itu disaksikan oleh malaikat. (QS. Al-Isra : 78).
Shalat subuh merupakan salah satu amal yang utama, Rasulullah SAW bersabda : “Shalat yang paling utama di sisi Allah SWT adalah shalat subuh pada hari Jum’at dengan berjamaah”. (HR. Baihaqi dan Al-Bazzar dari Abi Ubaidah).

B.       Mukzizat Gerakan Shalat
Dr. H. Ali Saboe, seorang professor medis menjelaskan, bila ditinjau dari segi kesehatan, setiap gerakan, sikap, serta setiap perubahan dalam gerak tubuh seseorang pada saat melaksanakan shalat merupakan suatu rangkaian dari butir-butir ritmis yang mengandung nilai kesehatan tiada terhingga. Oleh karena itu, setiap penyimpangan dari gerakan shalat akan mengubah fungsi serta manfaat yang ada, dan dalam syariat hal itu tidak dibenarkan.
Prof. Dr. Vanshreber mengatakan, gerakan shalat menurut agama Islam adalah suatu cara untuk memperoleh kesehatan dalam arti yang seluas-luasnya dan dapat dibuktian secara ilmiah.
Sementara Prof. Dr. Kohlrausch dan Prof. Dr. Leube mengatakan, gerakan-gerakan shalat dapat mengurangi dan bahkan bisa mencegah penyakit jantung. (Hembing Wijayakusuma: 120-121).
Dalam buku “mukjizat Gerakan Shalat”, Drs. Madyo Wratsongko MBA mengungkapkan bahwa gerakan shalat dapat melenturkan urat saraf, mengaktifkan sistem keringat, dan sistem pemanas tubuh. Selain itu juga membuka pintu oksigen ke otak, mengeluarkan muatan listrik negatif dari dalam tubuh, membesarkan pembuluh darah halus otak mendapatkan tekanan tinggi, dan membuka pembuluh darah di bagian dalam tubuh (arteri jantung).

C.      Hikmah dan Manfaat Shalat Subuh
1.  Salah satu penyebab masuk surga
Allah SWT telah menjanjikan bagi orang yang beriman sebuah kehidupan yang penuh dengan kenikmatan di surge. Firman-Nya:
“Alah SWT menjanjikan kepada orang-orang yang lelaki dan perempuan, (akan mendapat) surge yang di bawahnyamengalir sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya, dan (mendapat) tempat-tempat yang bagus di surga ‘Adn. Dan Keridhaan Allah adalah lebih besar; itu adalah keberuntungan yang besar. (QS. At-Taubah: 72).
Siapakah orang yang sebenar-benarnya beriman kepada Allah? Antara lain terlihat dalam mengamalkan shalat subuh.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
 Barangsiapa yang mengerjakan shalat bardain (yaitu shalat shubuh dan ashar) maka dia akan masuk surga.” (HR. Bukhari no. 574 dan Muslim no. 635).
2. Salah satu penghalang masuk neraka
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
 Tidaklah akan masuk neraka orang yang melaksanakan shalat sebelum terbitnya matahari (yaitu shalat shubuh) dan shalat sebelum tenggelamnya matahari (yaitu shalat ashar).” (HR. Muslim no. 634).
3. Berada di dalam jaminan Allah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Barangsiapa yang shalat subuh maka dia berada dalam jaminan Allah. Oleh karena itu jangan sampai Allah menuntut sesuatu kepada kalian dari jaminan-Nya. Karena siapa yang Allah menuntutnya dengan sesuatu dari jaminan-Nya, maka Allah pasti akan menemukannya, dan akan menelungkupkannya di atas wajahnya dalam neraka jahannam.” (HR. Muslim no. 163)
4. Dihitung seperti shalat semalam penuh
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Barangsiapa yang shalat isya` berjama’ah maka seolah-olah dia telah shalat malam selama separuh malam. Dan barangsiapa yang shalat shubuh berjamaah maka seolah-olah dia telah shalat seluruh malamnya.” (HR. Muslim no. 656)
5. Disaksikan para malaikat
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Dan para malaikat malam dan malaikat siang berkumpul pada shalat fajar (subuh).” (HR. Bukhari no. 137 dan Muslim no.632).
6. Shalat Subuh Membentuk Pribadi Tangguh
Allah berfirman :
“Sesungguhnya, manusia diciptakan bersifat keluh-kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat, yang mereka itu konsisten mengerjakan shalatnya.” (QS. Al-Ma’aarij: 19-20).
Kenapa orangyang giat shalat Subuh berjamaah di masjid adalah sosok pribadi yang tangguh? Karena ia tidak berkeluh kesah dengan perintah Allah SWT ini. Ia mau bangun pagi dalam suasana yang dingin, mengantuk dan meninggalkan kenikmatan tidur.
7. Shalat Subuh Meningkatkan Metabolisme dan Ketahanan Tubuh.
Allah SWT berfirman :
“Orang-orang yang beriman hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah SWT. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar Ra’du: 28).
Dr. M. Shaleh dalam penelitiannya tentang manfaat shalat Tahajjud menjelaskan bahwa ketenangan itu terbukti mampu meningkatkan ketahanan tubuh imunologik (respon imunitas tubuh), mengurangi resiko terkena penyakit jantung dan meningkatkan usia harapan hidup.
Dengan shalat, tentunya juga shalat subuh, seseorang akan selalu dalam kondisi jiwa yang tenang, stabil, dan terhindar dari gejolak serta gelisah. Kondisi tersebut sangat baik untuk menjaga vitalitas tubuh dan menangkal berbagai macam penyakit.
8. Shalat Subuh Meningkatkan Kecerdasan dan Konsentrasi Berfikir.
Dalam bersujud, darah mengalir maksimal ke otak. Dengan demikian otak akan mendapatkan pasokan darah kaya oksigen yang memacu kerja sel-selnya.
Seorang doktor neurologi dari Amerika Serikat yang bernama Dr. Fidelma yang akhirnya memeluk Islam karena menemukan beberapa keajaiban yang ditemui dalam penyelidikannya tentang saraf.
Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Fidelma itu ia menemukan beberapa urat saraf dalam otak manusia yang tidak dimasuki darah. Padahal, setiap inci otak manusia membutuhkan darah yang cukup agar dapat berfungsi maksimal. Setelah membuat kajian yang memakan waktu cukup lama, akhirnya ia berkesimpulan bahwa darah tidak dapat memasuki urat saraf dalam otak, kecuali ketika seseorang shalat, tepatnya ketika dalam posisi sujud.
Urat saraf dalam otak tersebut memerlukan darah untuk beberapa saat tertentu saja. Artinya darah akan memasuki bagian urat tersebut mengikuti kadar shalat wajib 5 waktu. Begitulah keagungan ciptaan Allah SWT. Jadi siapa yang tidak menunaikan shalat, otaknya tidak dapat menerima darah yag cukup dan tidak berfungsi dengan baik. (National Geograafic 2002, Road to Mecca).
Pada waktu subuh kandungan gas O3 (ozon) masih melipah, dan semakin siang akan berkurang. Gas ini sangat berpengaruh positif pada urat saraf dan mengaktifkan kerja otak dan tulang. Hal inilah yang mampu membuat pikiran lebih cerdas dan konsentrasi.
Dr. Abdul Hamid Dayyat, dari Universitas Kairo Mesir menjelaskan manfaat kesehatan yang diperoleh dari aktivitas bangun subuh (fajar) dan mandi pada waktu fajar, diantaranya adalah gas O3 (ozon). Pada waktu fajar kandungan gas ozon sangat melimpah. Ketika seseorang menghirup udara fajar maka akan merasakan kenikmatan dan kesegaran yang luar biasa.

D.      Fakta Ilmiah Shalat Subuh
Udara yang kita hirup mengandung 78% Nitrogen dan 21% oksigen. Di udara gas-gas ini dapat bereaksi membentuk molekul sederhana NO yang dikenal dengan gas Nitrit Oksida. Gas ini bersifat racun dan di udara dapat menyebabkan pencemaran udara dan hujan asam; gas ini juga menghancurkan lapisan ozon dan keseimbangan ekologi.
Lalu bagaimana jika gas ini berada dalam tubuh manusia? Berbahayakah gas ini dalam tubuh? Atau sebaliknya?
Hasil kerja ilmiah di bidang kedokteran mengungkapkan bahwa nitrit oksida adalah sebuah hormon yang dihasilkan secara alamiah di dalam tubuh manusia. NO adalah kurir kimia yang berperan strategis dalam pengaturan fungsi-fungsi vital pada sistem syaraf, sistem peredaran, sistem kekebalan, sistem pernapasan, dan sistem reproduksi.
Peraih hadiah Nobel tahun 1998 bidang kedokteran adalah Robert Furchgott, Louis Ignarro, dan Ferid Murad. Ketiga profesor ini mendapat hadiah Nobel atas penemuan yang berhubungan dengan molekul kurir NO, dan bahwa penemuan ini telah menyebabkan ledakan kegiatan penelitian di berbagai laboratorium di seluruh dunia.
Molekul kurir nitrit oksida hanya satu dari tak terhitung anugerah yang telah diciptakan dan diberikan kepada kita oleh Allah Yang Maha Kuasa Yang berkasih abadi. Pada abad saat kita hidup, inilah salah satu dari banyak keajaiban penciptaan yang ditemukan di alam renik. Sepanjang ruas ini, Anda akan membaca tentang kehebatan penciptaan di dalam molekul yang menjalankan tugas-tugasnya demi kita pada 100 trilyun sel di dalam tubuh kita.
Di dalam tubuh manusia sel-sel endotelium adalah pabrik yang menghasilkan molekul nitrit oksida. Pabrik-pabrik ini ada di dalam pembuluh darah yang hanya berukuran sepersejuta meter. Keluaran kimia pabrik renik ini, yakni, molekul kurir nitrit oksida, juga hanya berukuran sepersejuta meter.
Nitrit Oksida merupakan gas yang berasal dari asam amino L-arginin yang merupakan precursor untuk meningkatkan dan memperbesar saluran pembuluh darah Anda, membiarkan “pintu gerbang” aliran darah terbuka lebar (vasolidaai), dengan bantuan Nitrit Oksida sintase (Notric Oxyde) Synthases/NOS). Nitrit Oksida menguntungkan bagi kesehatan dan berfungsi membantu dalam sistem kardiovaskuler, sistem imun, dan sistem syaraf. Nitrit Oksida membuat otot menerima darah, oksigen, nutrisi, serta faktor-faktor pendukung pertumbuhan lainnya lebih banyak sehingga berperan sebagai kunci pengatur aliran dan teknan darah.
Nitric Oxide merupakan salah satu senyawa yang berperan dalam tranformasi sinyal dalam metabolism mahluk hidup. Selanjutnya, senyawa ini akan menyampaikan sinyal terhadap otot polos dalam lapisan pembuluh darah (Endotelium), untuk berelaksasi, sehingga mengakibatkan pelebaran atau vasodilatasi pembuluh darah yang berakibat meningkatkan aliran darah.
Produksi Nitrit Oxide juga menyebabkan pelebaran pembuluh darah paru, sehingga meningkatkan saturasi oksigen sehingga memperbaiki pernafasan yang lebih baik. Demikian pula pada pembuluh darah secara keseluruhan, sehingga bisa menjadi anti hipertensi yang efektif menurunkan hipertensi.
NO dalam tubuh juga mencegah terbentuknya thrombus dengan menghambat agregasi/penempelan trombosit. Menempelnya trombosit satu sama lain dapat menyebabkan terjadinya penyempitan pembuluh darah yang bisa berakibat pada terjadinya gagal jantung.
Zat NO dalam tubuh dapat ditingkatan dengan berbagai cara baik secara buatan atau alami. Secara buatan yaitu dengan memberikan suplemen atau obat yang mengandung NO, sedangkan secara alami yaitu dengan berolah raga ringan pada pagi hari dari pukul 3 pagi sampai dengan menjelang subuh.
Aktivitas bangun pagi untuk shalat subuh berjamaah di masjid, menuntut kita untuk berjalan kaki. Ditambah dengan gerakan shalat, maka ini tidak lain bahwa kita sudah melakukan olah raga ringan, yang tentunya jelas akan meningkatkan produksi NO dalam pembuluh darah.
E.       Data Survey Siswa di SMAN 7 Cirebon
Penulis telah melakukan survey terhadap siswa-siswa di SMAN 7 Cirebon. Objek penelitian adalah siswa-siswa kelas X yang merupakan 5 peringkat pertama dan 5 peringkat terakhir di kelasnya masing-masing.
Berikut adalah hasil dari survey, penulis sajikan dalam bentuk tabel:
Tabel 3.1
5 Peringkat Pertama
No
Nama
Kelas
Rangking
Bangun Jam
Shalat Subuh
1
Yusni Widya Utami
X1
1
04.30
Ya
2
Naufal Luthfi Alifa
X1
2
04.50
Ya
3
Hasna
X1
3
04.30
Ya
4
Shafa Dhiyanti
X1
4
04.55
Ya
5
Abdurrauf Althof
X1
5
04.55
Ya
6
Novitasari
X2
1
04.00
Ya
7
Ardi Gunawan
X2
2
04.35
Ya
8
Fazrin Azzura
X2
3
04.55
Ya
9
Syahrudin Abdurohim
X2
3
04.55
Ya
10
Heni Haryani
X2
4
05.00
Ya
11
Arivi Suci Ati
X5
1
04.30
Ya
12
Lutvi Azizah
X5
2
04.45
Ya
13
Vipi  Alvyanita
X5
3
04.30
Ya
14
Yuceu Tri Wulandari
X5
4
04.55
Ya
15
Tri Monika
X5
5
04.35
Ya
16
Dewi Retnowati
X3
1
05.00
Ya
17
Ilham Majid
X3
2
04.30
Ya
18
Ninda Gestiyani
X3
3
04.30
Ya
19
Dewi Ariyanti PS.
X3
3
04.35
Ya
20
Ella Nurbaiti
X3
5
05.00
Ya
21
Mohamad Faisal
X6
1
05.00
Kadang-kadang
22
Nur Irfany Apriyanti
X6
2
05.00
Kadang
23
Tenti Devi Lestari
X6
2
04.30
Ya
24
Intan Mega Lestari
X6
4
05.00
Ya
25
Merliana
X6
5
05.00
Ya
26
Maulia Nur Rahma
X7
1
04.00
Ya
27
Hisam
X7
2
05.30
Kadang-kadang
28
Muhamad Roziki
X7
3
04.30
Ya
29
Tri Gerandi Muhamad
X7
4
05.30
Kadang-kadang
30
Nisriinaa Pumardanti
X7
5
04.30
Ya
31
Anesha Dwi Rahmasari
X9
1
04.30
Ya
32
Muhammad Ali Samari
X9
2
04.30
Ya
33
Ghina Fauziyah
X9
3
05.00
Ya
34
Nur Rafidah
X9
3
05.00
Ya
35
Firda Faradila
X9
5
05.00
Ya
36
Alfiyah Trisyani
X10
1
05.00
Ya
37
Siti Azizah Junaidi
X10
2
04.30
Ya
38
Muhamad Subhan Hariri
X10
3
05.00
Ya
39
Ajeng Juliane Lestari
X10
4
05.00
Ya
40
Veren Molinda
X10
5
04.30
Ya

Dari data di atas terlihat bahwa 90%  siswa yang 5 peringkat pertama bangun sebelum jam 05.00 sampai jam 05.00 dan menjalankan shalat subuh, sedangkan siswa yang bangun jam 05.00 sampai jam 05.30 dengan shalat subuhnya  kadang-kadang sebesar 10%.
Tabel 3.2
5 peringkat Terakhir
No
Nama
Kelas
Rangking
Bangun Jam
Shalat Subuh
1
Farrel Gibran Ibrahim
X1
36
04.30
Ya
2
Anggita Kansha Diningrum
X1
35
05.00
Ya
3
Dillan Alif Ramanda
X1
34
05.00
Ya
4
Haickal Munawar Hielmy
X1
33
05.00
Ya
5
Ramadhan Raharjo
X1
32
05.00
Ya
6
Jodi Setiawan
X2
36
06.00
Tidak
7
Naufal Mauliidin
X2
35
05.45
Kadang-kadang
8
Rizky Nur Fauzy
X2
34
04.30
Ya
9
Nekawati
X2
33
05.05
Ya
10
R. Panji Sulaeman
X2
30
05.30
Tidak
11
Meliya Panensah
X5
33
05.30
Kadang-kadang
12
Adriyanto
X5
32
06.00
Tidak
13
Gusti Fatah Haykal
X5
31
05.35
Tidak
14
Nugraha Mulyana S
X5
30
05.50
Tidak
15
Ilham Yusuf
X5
30
05.40
Kadang-kadang
16
Arief Hidayat
X3
33
05.45
Tidak
17
Beny Sintaro Siregar
X3
32
06.30
Tidak
18
Abdul Malik
X3
30
05.00
Ya
19
Ronaldo Permana P
X3
29
05.30
Tidak
20
Rizky Aditiya Hermaya
X3
29
05.20
Kadang-kadang
21
M. Rifaldy
X6
34
05.30
Tidak
22
Gigih Surya
X6
32
05.05
Kadang-kadang
23
Neneng Dewi Jayanti
X6
31
05.05
Kadang-kadang
24
Septi Wulandari
X6
33
05.05
Kadang-kadang
25
Awin Ilham Septian
X6
29
05.05
Kadang-kadang
26
Andika Putra Legana Silaban (non muslim)
X7
32
05.30
-
27
Fulgon Tegar Priansyah
X7
30
05.00
Ya
28
Ryo Dewyana Samudra
X7
31
05.00
Ya
29
Rachmat Johari
X7
29
05.15
Ya
30
Mohamad Fikri Listianto
X7
28
04.30
Ya
31
Vonicha
X9
33
05.25
Kadang-kadang
32
Nur Nggoibi Al Wahab
X9
30
05.30
Ya
33
Fajar Rahimi Sukma
X9
30
05.30
Tidak
34
Rangga Rivaldi
X9
29
05.30
Kadang-kadang
35
Rizky Ramadhan Fatturohman
X9
28
05.30
Tidak
36
Yusuf Prawiraharja
X10
34
05.30
Tidak
37
Afif Maulana
X10
31
04.30
Ya
38
Raden Bimo Agung Pangestu S.

26
05.30
Kadang-kadang
39
Muhammad Yogie Priantoro
X10
28
05.05
Kadang-kadang
40
Gilang Permana Ruddin Saputra
X10
33
05.45
Tidak

Sedangkan untuk siswa dengan 5 peringkat terakhir, 27,5% bangun sebelum jam  05.00 sampai dengan jam 05.00 dan melaksanakan shalat subuh, dan sisanya 72,5% siswa bangun jam 05.00 lebih dengan shalat tidak melaksanakan shalat subuh atau kadang-kadang.
            Dari data di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan antara antara prestasi dengan aktivitas Shalat subuh.


BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A.      Kesimpulan
Gerakan shalat menurut agama Islam adalah suatu cara untuk memperoleh kesehatan dalam arti yang seluas-luasnya dan dapat dibuktian secara ilmiah.
Gerakan-gerakan shalat dapat mengurangi dan bahkan bisa mencegah penyakit jantung.
Gerakan shalat juga dapat melenturkan urat saraf, mengaktifkan sistem keringat, dan sistem pemanas tubuh. Selain itu juga membuka pintu oksigen ke otak, mengeluarkan muatan listrik negatif dari dalam tubuh, membesarkan pembuluh darah halus otak mendapatkan tekanan tinggi, dan membuka pembuluh darah di bagian dalam tubuh (arteri jantung).
Ketika shalat subuh dilaksanakan dengan kandungan NO yang banyak sehingga pembuluh darah menjadi lebar akan mengakibatkan sirkulasi darah lancar termasuk ke otak, ditambah dengan manfaat dari gerakan shalat, maka ini akan memaksimalkan kinerja otak.
Dengan demikian kita dapat menyimpulkan orang yang istiqomah bangun sebelum adzan kemudian melaksanakan shalat subuh, apalagi shalat subuhnya dikerjakan di masjid secara berjamaah, maka akan meningkatkan kecerdasan.



B.       Saran
Dari uraian di atas, penulis menyarankan :
1.        Kepada para pendidik agar memberikan contoh kepada siswanya membiasakan bangun sebelum adzan, mandi dan kemudian shalat secara berjamaah di masjid.
2.        Untuk para siswa juga agar membiasakan bangun sebelum adzan, mandi, dan shalat berjamaah di masjid.
3.        Lakukan kegiatan tersebut secara istiqomah, karena manfaatnya akan teraasa selain di dunia juga di akhirat.


DAFTAR PUSTAKA

Ust. M. Khalilurrahman Al-Mahfani, Fakta & Keajaiban Shalat Subuh, Jakarta: Wahyu Qolbu, cetakan pertama Desember 2013.

Surat Kabar Suara Pembaruan edisi Jum’at 6 Desember 2013

http://azharmind.blogspot.com

https://id-id.facebook.com/

http://id.harunyahya.com

http://id.wikipedia.org/

http://jalurilmu.blogspot.com/

http://kabarinews.com/

http://www.lintasjari.com/

http://muslim.or.id

http://msulhan.wordpress.com/

http://reps-id.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar